DPP SEMMI nyatakan sikap terkait penolakan kenaikan BBM, Anomali pemerintah tak masuk akal |
Bandung Barat, SekitarKita.net,- Kian meradang atas kebijakan pemerintah dengan Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), selain ramai diperbincangkan seluruh lapisan masyarakat kini mengundang reaksi buruh dan mahasiswa.
Diketahui, ribuan buruh di 34 Provinsi dan mahasiswa serentak se- Indonesia di setiap wilayah menggelar demonstrasi besar- besaran turun ke jalan terkait penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Kini penolakan juga datang dari aliansi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI), seruan keras dilontarkan sebagai bentuk keprihatinan Anomali (suatu kejadian yang tidak diperkirakan) terkait Kenaikan BBM.
Ketua Umum DPP SEMMI, M. Azizi Rois mengatakan, pihaknya dengan lantang menyerukan seluruh kadernya di seluruh Indonesia agar menyuarakan penolakan kenaikan BBM sejak pemerintah menetapkan kenaikan BBM awal September lalu.
Ketua DPP SEMMI, M Azizi Rois |
"Sungguh Pemerintah menunjukkan kegilaannya dalam mengelola negeri ini. Masa rakyat yang tergopoh-gopoh menggeliatkan ekonominya pasca Covid-19, kini malah dihantam badai kenaikan BBM? Katanya Indonesia Maju, Indonesia Bangkit. Kenyataannya rakyat kecil malah ditindas dihimpit." kata Azizi. Jum'at (16/09/2022).
M Azizi yang juga sebagai putera daerah Bandung Barat itu menilai, sebuah anomali yang dipertontonkan pemerintah, membuat semua kalangan masyarakat Indonesia dan dunia merasa aneh di luar nalar akal sehat.
"Pasalnya, ketika harga minyak mentah dunia turun, harusnya BBM di Indonesia jg turun. Kok ini malah naik. Gila! kebijakan pemerintah membingungkan," kata Azizi dengan nada geram.
M Azizi alias Abu Zay memaparkan, berdasarkan penelitian Tjokro Guru Bangsa Institute yang dipimpinnya mengatakan, turunnya harga minyak mentah dunia hampir 1% karena inflasi AS.
DPP SEMMI nyatakan sikap penolakan kenaikan BBM |
"Turunnya harga minyak mentah dunia hampir 1% karena inflasi AS secara tak terduga lebih 'panas' dibandingkan ekspektasi. Pada penutupan perdagangan Selasa (13/9/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$93,17 per barel, turun 0,88% dibandingkan posisi sebelumnya," terangnya.
Kendati itu, sembari memaparkan detail hasil penelitian, Azizi mengatakan, sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,54% ke US$87,31 per barel.
"Gak wajar juga, masa Ahok Komut Pertamina bergaji 3,2 milyar, sedangkan seluruh rakyat membayar kenaikan BBM-nya di SPBU sambil hampir mati kelaparan di bawah," lanjutnya.
"Inilah anomali Pemerintah yang tidak berpihak pada rakyatnya. Layaknya, mundur saja!" pungkas Azizi.***
Editor: Abdul Kholilulloh