-->

Notification

×

Iklan atas tengah

Iklan

Pasang Iklan Anda di Sini

Lokasi Kumuh Terdapat Botol Miras, kini Disulap Jadi Tempat Ibadah di Bandung Barat

Sabtu, 12 November 2022 | November 12, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-11T17:42:13Z


Darul Amanah dulunya tempat kumuh dan terdapat botol miras berserakan, kini disulap menjadi tempat ibadah. (foto: Abdul Kholilulloh)


BANDUNG BARAT|SekitarKita.net,-

Darul Amanah adalah lokasi madrasah dijalan Pamoyanan, RT 04/13 Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang disulap menjadi tempat ibadah konon dulunya kumuh dan terdapat botol minuman keras (miras) berserakan. 


Bangunan yang berukuran kurang lebih 8x6 meter persegi dengan luas tanah sekitar 15 tumbak terdapat dua bangunan saung ber bilik bambu itu terdapat botol minuman keras kala dua tahun kosong semenjak pemilik meninggal dunia.


Dede Hidayat (25) seorang guru ngaji sekaligus pewaris hak tanah mengatakan, gubuk tua yang sudah lapuk rapuh itu dulunya rumah tunggal sesepuh dikawasan Cisarua yang tak lain adalah kakeknya sendiri.


"Dimana rumah itu merupakan milik sang kakek, bangunan tersebut kosong sejak dua tahun semenjak pemiliknya meninggal dunia. Sekitar tahun 2020 rumah tinggal beserta tanahnya yang dihibahkan itu mulai digunakan untuk membuka tempat mengaji gratis bagi anak-anak," kata Dede kepada SekitarKita.net. Jum'at (11/11/2022).

Dede Hidayat, guru ngaji.

Ia menyebut, pihaknya sangat ingin memiliki sebuah pesantren gratis sehingga memulainya dari bawah dengan memanfaatkan bangunan usang milik mendiang kakeknya.


"Jadi ini 2 tahun kosong enggak terurus. Setelah saya lulus kuliah tahun 2020 saya datang ke sini beres-beres membersihkan lokasi itu banyak botol minuman keras tertumpuk di ruang itu, diduga disini dijadikan tempat ngumpul dan mabok semenjak kosong," sebutnya.


Atas dasar keinginan yang kuat dan restu keluarga, Dede sepakat untuk membangun sebuah pesantren gratis untuk anak-anak. Kerja kerasnya kini membuahkan hasil.


"Saya punya cita-cita besar memiliki pesantren gratis, alhamdulillah sekarang bangunan itu dimanfaatkan untuk madrasah dan mengaji anak-anak disini meskipun kondisi kecil dan sedikit usang," tuturnya.

Dede tak menampik kondisi itu, dari awal digunakan, ia sama sekali tidak mengubah bangunan tersebut karena tidak ada dana. Namun ia memiliki tekad kuat untuk membuka tempat pengajian bagi anak-anak. 


"Awalnya ada dua anak yang mengaji di Darul Amanah. Namun seiring waktu jumlah anak di sekitar Padaasih yang menimba ilmu agama di sini terus bertambah, sekarang ada 35 orang anak kang," bebernya.


Pemuda lulusan Universitas Gunung Dijati (UIN) Bandung ternyata aktif mengajar disejumlah sekolah di Bandung Barat.


Semakin hari, bangunan tempat puluhan anak-anak itu mengaji semakin lapuk. Kerusakan terus bertambah, dari mulai dinding tembok jebol hingga yang terakhir atap bagian belakang. 


"Kalau rusaknya udah lama, kami belum bisa memperbaikinya secara keseluruhan. Sekarang alhamdulillah sedikit-sedikit ada donatur yang ngasih bantuan kaya semen," ujar Dede


Terkadang, kata Dede, pihaknya menyadari bahaya mengancam keselamatan anak-anak karena melihat kondisi bangunan memprihatinkan. Sesekali ia ingin meliburkan muridnya dikala hujan deras mengguyur.



"Di satu sisi saya ingin meliburkan tapi anak-anak selalu semangat sehingga saya juga lebih semangat, orang tua murid juga mendukung mereka tetap mengaji," terangnya.



Dede memililiki niatan untuk memperbaiki bahkan memperluas Madrasah Darul Amanah. Ia berharap ada orang baik yang bersedia membantunya untuk mewujudkan itu. 

Kendati itu, pihaknya bertujuan agar anak-anak bisa mengaji dengan aman dan nyaman tanpa dihantui bahaya akibat kondisi bangunan yang rusak.


"Mudah-mudahan ada hamba Alloh lagi yang tergerak hatinya," ucapnya.


Sementara itu, Pandu Pratama (10) salah seorang anak murid menceritakan pengalaman berharga saat mengaji ditempat tersebut. 


Semula ia diajak teman mengajinya yang ternyata sudah duluan menimba ilmu disana.


"Seneng ajah disini rame, sudah dari 2021 udah ngaji di sini, awalnya diajak temen," kata Pandu kepada SekitarKita.net.

Pandu Pratama 

Dengan nada lirih Pandu menceritakan lebih jauh pengalaman mengaji di Darul Amanah, ia dan teman-temannya mulai datang menimba ilmu pukul 15.30 WIB sore.


"Saya berangkat mulai jam 3 sore biar enggak telat, setiap harinya," terang Pandu dengan gaya bahasa kanak-kanaknya.


Kini Pandu tengah menghafal tajwid dan hafalan Qur'an yang kerap sering di ajarkan sang guru.


"Alhamdulillah sudah bisa hafalan Qur'an dan tajwid kang, orang tua juga seneng dan mendukung saya mengaji disini," pungkas Pandu.