-->

Notification

×

Iklan atas tengah

Iklan

Pasang Iklan Anda di Sini

Khazanah Ramadhan: Belajar dari Kisah Abdurrahman bin Auf, Seorang Sahabat yang Kaya Raya Menangis Karena Hartanya

Minggu, 02 April 2023 | April 02, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-04-02T09:38:32Z

Ilustrasi, Foto: pexels.com/thirdman

SEKITARKITA.NET
- Kekayaan merupakan salah satu hal yang diperjuangkan banyak orang di dunia ini. Namun ternyata Abdurrahman bin Auf malah menangisi hartanya.


Ya, Abdurrahman bin Auf adalah seorang sahabat Nabi yang memiliki harta yang begitu banyak. Tapi kenapa dia malah menangis dengan kekayaannya?


Walaupun kita yang sudah kaya sering mengeluh dan tidak bersyukur. Sangat berbeda dengan Abdurrahman bin Auf yang malah menangis karena hartanya.


Dijelaskan bahwa Abdurrahman bin Auf meninggalkan 100 ekor kuda, 1000 ekor unta dan 3000 ekor kambing ketika meninggal karena memiliki harta yang begitu banyak.


Selain itu, dia memiliki lahan pertanian yang sangat luas di Al-Jurf dan 20 hewan yang menyemprotkan air ke tanah. Dengan kekayaan tersebut, Abdurrahman menjadi orang yang sangat ingin bersyukur. 


Menangis bahkan untuk kekayaannya. Dalam buku tersebut, Riyad Ash-Salihin menceritakan kisah Abdurrahman bin Auf berdasarkan Imam Bukhari No. 1275.


Suatu ketika makanan Abdurrahman bin Auf radhiiyallahu anhu dihidangkan. Padahal saat itu dia sedang berpuasa.


Saat itu Abdurrahman berkata: “Mush’ab bin ‘Umair adalah orang yang lebih baik dariku. Dia meninggal dengan selimut bulu,"


Saat kepala tertutup, kaki terbuka. Saat kakinya lebih tertutup daripada kakiku. Ketika dia tewas dalam pertempuran, kain yang menutupi tubuhnya hanya sehelai, sehingga kepalanya terlihat.


"Begitu juga Hamzah seperti itu, dia lebih baik dari saya juga. Bahkan jika sebagian besar kekayaan dunia diberikan kepada kita,"


Dia berkata: “Kami telah menerima kekayaan dunia sebanyak mungkin. Kami peduli jika kebaikan kami dibalas dengan kekayaan seperti itu.”


Karena itu, Abdurrahman terus menangis hingga meninggalkan makanan yang disuguhkan kepadanya.


Dari kisah ini kita bisa melihat sikap rendah hati Abdurrahman bin Auf ketika mengatakan bahwa Mush'ab bin 'Umair dan Hamzah lebih baik. 


Marilah kita juga menghiasi diri kita dengan ini, agar kita tidak menjadi sombong.


Selain itu, kedua sahabat ini juga menunjukkan bahwa mereka tidak begitu takut dengan dunia. Kafannya hilang sampai kematiannya.


Berbeda sekali dengan kebanyakan kita yang terus menumpuk harta, menghantui dunia, mencintai harta hingga malas menyembahnya, lupa bahwa hanya perbuatan kita yang mendatangkan kematian.


Lalu mengapa Abdurrahman bin Auf menangisi kekayaannya? Ya, karena dia akan sedih ketika amal baiknya langsung dibalas dengan harta di dunia. 


Itu sebabnya dia takut. Bahkan, Abdurrahman bin Auf adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang kepadanya kabar baik dari surga dibawa.


Bahkan Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa para sahabatnya yang ikut dalam Perang Badar, termasuk Abdurrahman bin Auf, akan melakukan apa yang mereka inginkan. Karena Allah mengampuni mereka.


"Lakukan apa yang kamu inginkan, Allah benar-benar telah memaafkanmu." (HR Bukhari no. 3007 dan Muslim, No. 2494).


Abdurrahman bin Auf dijanjikan surga. Hidup di zaman Nabi. Ia bahkan menjadi sahabat Nabi. Bergabunglah dengan perjuangan untuk agama. 


Tapi dia masih takut kekayaannya tidak akan memberinya tempat terbaik di surga. Atau bahkan kebaikannya dibalas di dunia.


Walaupun kebanyakan dari kita sangat sombong dengan dunia. Kita senang sekali menunjukkan apa yang kita punya, tapi sering kufur. 


Semoga dengan kisah Abdurrahman bin Auf kita semua bisa bersyukur kepada semua orang yang selalu bersyukur ketika Allah memberikan kemakmuran dan kesabaran dalam keadaan yang menurut kita kurang.


Juga di bulan Ramadhan ini, jangan lupa untuk menghabiskan harta kita di jalan Allah. Perbanyak sedekah. 


Tidak hanya orang kaya, tetapi juga orang yang hidup sederhana harus selalu memberi.


Maka kita semua adalah hamba Allah yang dinaungi harta di hari kiamat. ***