-->

Notification

×

Iklan atas tengah

Iklan

Pasang Iklan Anda di Sini

Prank, Fakta Lain Menyoal KONI Bandung Barat dan Janji Manis Bupati Hengki

Senin, 16 Januari 2023 | Januari 16, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-15T17:07:53Z
Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan (foto: Abdul Kholilulloh)


BANDUNG BARAT |sekitarkita.NET-

Fakta lain menyebut diera kepemimpinan Bupati Kabupaten Bandung Barat, Hengki Kurniawan banyak ketimpangan, janji manis yang digembar-gemborkan tidak terealisasi dengan baik, baru-baru ini kabar buruk datang dari para atlet diwilayahnya.


Teranyar, para atlet peraih medali pada ajang Porprov Jabar IV asal Kabupaten Bandung Barat tengah resah. Pasalnya, nominal bonus yang dijanjikan Pemkab Bandung Barat tidak sesuai harapan (prank).


Hal ini ditegaskan, Ketua Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) KBB, Dedi Suprapto mengatakan, sebagai Cabor pihaknya tidak ingin masuk pada ranah persoalan-persoalan kebijakan politik.


"Karena kita ini tugasnya adalah membina atlet secara langsung. Jadi tentang masalah politik anggaran dan sebagainya itu adalah wilayah kerjanya KONI. Kita bergabung di KONI sebagai holding," katanya Minggu (15/01/2023).


Pihaknya juga mengutarakan kekecewaan terhadap persoalan dan segala permasalahan yang menyangkut nasib para atlet di Kabupaten Bandung Barat.


Tak hanya itu, Dedi menilai, banyak sekali permasalahan didalam kepengurusan KONI KBB (eksternal) dan uang bonus.


"Ini benar-benar membuat saya kecewa, dan ternyata permasalahan ini banyak sekali. Ada beberapa terkait masalah apa yang disampaikan oleh KONI Bandung Barat terkait eksternal atau uang kadeudeuh terhadap atlet," tegasnya dengan nada kecewa.


Ia tak menampik dengan beredarnya informasi miring terkait kurangnya uang bonus bagi peraih medali emas. Catatan buruk salah satunya para peraih medali emas dijanjikan bonus sebesar Rp 50 juta rupiah


"Kalau isu itu benar dengan nilai seperti itu saya pikir ini bukan hanya tidak konsisten tapi tidak rasional dalam berpikir memberikan anggaran dari Rp 50 juta menjadi Rp 25 juta untuk kadeudeh itu keterlaluan," katanya.


Lebih lanjut ia mengatakan, jika pengurangan bonus tersebut terjadi, hal tersebut menunjukkan bahwa Pemkab Bandung Barat tidak konsisten dengan ketetapan nominal yang dijanjikan kepada atlet berprestasi.


"Pertama mereka sudah melanggar dari pada nonmelaktur yang sudah dibuat sendiri dalam ketetapan yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah," katanya.


"Kedua, tidak melihat dari aspek psikologisnya, Kota Bandung, Kab Bandung, Kota Cimahi bahkan yang daerah kecil itu naik kadeudeuhnya. Ini ada apa?," sambungnya.


Ia menegaskan, jika landasan pengurangan bonus yang dilakukan oleh Pemkab Bandung Barat tersebut adalah defisit anggaran maka alasan ini tidak dapat diterima. Pasalnya, kondisi ekonomi yang sama dialami daerah lain.


"Makanya saya melihat dengan politik anggaran seperti ini saya berharap pemimpin ke depan minimal mereka kembali bergerak kepada prinsip nurani politik yang benar. Karena ini sudah tidak bernurani," tandasnya.***


Penulis: Abdul Kholilulloh