-->

Notification

×

Iklan atas tengah

Iklan

Pasang Iklan Anda di Sini

Berita Duka, Maestro Karawitan Sunda Tan Deseng Meninggal Dunia, ini sosok semasa hidup

Minggu, 06 November 2022 | November 06, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-06T15:28:46Z
Tan Deseng maestro Karawitan Sunda tutup usia (foto: @infobdgbaratcimahi). 


Tokoh | SekitarKita.net,- Namanya Tan Deseng. Sosok yang begitu disegani dalam dunia kesenian Sunda, ia meninggal dunia di usia 80 tahun dirumah sakit pada Minggu (06/11/2022) hari ini.


Diketahui, Tan Deseng tutup usia sekitar pukul 13.30. WIB saat dalam perawatan di Rumah Sakit (RS) Rajawali Kota Bandung.


Saat ini, almarhum akan disemayamkan di rumah duka, Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Warung Muncang, Kota Bandung.


"Rencananya, almarhum akan disemayamkan di rumah duka hingga tiga hari ke depan. Sanak saudara dan orang terdekat telah berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa" cuit keterangan @infobdgbaratcimahi.


Sebagai informasi, melansir dari berbagai sumber, Tan Deseng biasa dijuluki Maestro Karawitan Sunda mahir memainkan beragam alat musik Sunda, lelaki keturunan Tionghoa ini memang intens mengembangkan kesenian Sunda sejak lama. 


Kalau sudah memainkan suling, degung, hingga kecapi, total dan penuh khidmat tanpa melupakan unsur keindahan. Tan Deseng mengaku mengembangkan budaya Sunda sebagai wujud kecintaannya kepada Indonesia. 


Selain piawai memainkan tembang kawih sunda buhun dan rampak sekar, Tan juga menciptakan kawih-kawih Sunda sendiri.


Semua bermula ketika Tan kecil merantau ke Palembang, Sumatra Selatan, dan mendengar petikan kecapi dan lagu Sunda lewat Radio Republik Indonesia di sana. 


Tak disangka, alunan senar kecapi itu begitu mempengaruhi Tan kecil hingga memutuskan kembali ke Bandung sekaligus menetapkan diri untuk menekuni dunia kesenian Sunda. 


Niat tersebut dibuktikan dengan belajar seni Sunda secara serius. Dia juga mendatangi sejumlah pakar kesenian Sunda.


Memutuskan hidup sebagai seniman bukannya tanpa konsekuensi. Honor kecil, tawaran berpentas pun belum banyak. 


Tan yang juga piawai bermain gitar hingga dikenal sebagai Setan Melodi di Kota Bandung akhirnya mencoba mencari uang di luar kesenian tradisional. Pada era `70-an, dia sering mendapat order membuat ilustrasi musik untuk film.


Kecintaan Tan pada seni Sunda menular kepada tiga anaknya, buah pernikahan dengan Nia Kurniasih, mojang Priangan yang meninggal dunia dua tahun silam. Bahkan, Fitri, salah seorang putrinya, mampu bermain kecapi, bernyanyi, atau menari tradisional Sunda.


Tan Deseng lahir 22 Agustus 1942 tepatnya di kawasan Pasar Baru, Kota Bandung dan wafat pada Minggu 06 November 2022.


Ia dianggap sebagai Maestro Karawitan pada tahun 2015 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


Sumber: Liputan6 / infobdgbaratcimahi


Editor: Abdul Kholilulloh