-->

Notification

×

Iklan atas tengah

Iklan

Pasang Iklan Anda di Sini

Intip Keseruan Tradisi Kumpul Bareng Keluarga Penyiar Radio Tegal Darusallam FM

Minggu, 23 April 2023 | April 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-04-26T19:44:43Z
Momen keseruan saat lebaran Idul Fitri 2023 keluarga besar Mogal, penyiar radio Darusallam 88, 01 FM (foto; Abdul Kholilulloh)


KABUPATEN TEGAL | SekitarKita.NET,- Setiap negara memiliki tradisi masing-masing dalam merayakan Idul Fitri. Begitu pula di Indonesia, negara dengan penduduk muslim berbesar di dunia, memiliki kekhasan sendiri saat berlebaran.


Beragam budaya berlebaran masyarakat Indonesia. Ada yang merayakannya dengan keluarga besar di kampung halaman – hal mana melahirkan tradisi “mudik”. Adapula yang merayakannya hanya dengan keluarga inti di rumah masing-masing, dan lain-lain.


Momen lebaran mungkin tidak sama di tiap tahunnya. Tahun ini misalnya, berbeda dengan Idul Fitri dua tahun sebelumnya, ketika mudik dilarang, mobilitas dan kerumunan orang tidak disarankan. Kini, mudik sudah kembali diperbolehkan, sholat tarawih dan Sholat id pun sudah dapat digelar di masjid-masjid maupun lapangan


Momentum Idul Fitri 1444 H tahun 2023 dirasakan keluarga besar Watmo Widjojo ST salah seorang penyiar Radio Darusallam 88,01 FM mengatakan, makna dalam menyambut hari kemenangan ini dirasakan saat bisa berkumpul bersama anak dan cucunya.

Momen keseruan saat lebaran Idul Fitri 2023 keluarga besar Mogal, penyiar radio Darusallam 88, 01 FM bersama menantu (foto; Abdul Kholilulloh)


"Makna lebaran tahun ini yaitu bisa berkumpul bersama anak-anak dan cucu dari berbagai penjuru, itulah yang dirasakan bagi siapapun umat Islam yang merayakan, 2 tahun kemarin kan enggak bisa kumpul karena pandemi Covid-19 Alhamdulillah sekarang bisa berkumpul utuh," katanya Watmo saat ditemui di Desa Kesuben, ktecamatan Lebaksiu Slawi, Kabupaten Tegal, Sabtu, 23 April 2023.


Pria yang akrab disapa Mogal ini menyebut, ada yang berbeda pada Tahun ini, pasalnya, pasca meninggalnya almarhum mendiang ibunda satu tahun silam, kata dia, momen makan ketupat khas di hari Lebaran terasa sepi. Tradisi ziarah makam juga kerap dilakukan ketika momentum kumpul bersama.


"Biasa ibunda kami memasak ketupat di hari lebaran, kali ini sepi semoga almarhum Kamisah binti Sawipah diterima imam Islamnya disisi Allah kami selalu rutin ke jenguk kemakam bersama cucu dan anak-anak kami," ujar Mogal.


Kendati itu, yang menjadi kendala untuk berkumpul bersama, kata dia, tidak bisa berkumpul terhalang jarak dan pekerjaan, hal ini tidak menjadikan alasan baginya, pasalnya di era digitalisasi seperti sekarang ini bisa memanfaatkan teknologi canggih.

Momen keseruan saat lebaran Idul Fitri 2023 keluarga besar Mogal, penyiar radio Darusallam 88, 01 FM bersama ke 7 anaknya (foto; Abdul Kholilulloh)


"Yang terkendala kalau tidak bisa kumpul dari berbagai penjuru karena tuntutan pekerjaan, yang merantau jauh namun tidak menjadi alasan untuk tetap bersilaturahmi, karena dengan teknologi canggih bisa video call dan lain sebagainya," jelas Mogal kembali.


"Kami berharap jalinan tali silaturahmi ini bisa terus terbangun sampai kakek nenek dan akan terus menerus, kita doakan semoga umat Islam seluruh dunia bisa merasakan hari kemenangan ini," tandasnya.


Suasana semakin meriah, diisi sesi ber swafoto bersama istri anak dan menantu serta cucu-cucunya, diiringi menyantap hidangan ketupat sayur yang sudah disiapkan jauh jauh hari.


Sebagai informasi, Lain zaman, lain pula bentuk orang merayakan lebaran. Dulu, menyampaikan “Selamat Idul Fitri” kepada orang lain disampaikan melalui kartu khusus yang dikirimkan melalui kantor pos. Kini, di era serba digital, pesan itu dapat sekejap diterima orang lain melalui teknologi smartphone – dan lain sebagainya.


Oma Opa sekalian tentu tak pernah lupa ragam kebiasaan berlebaran di masa mereka muda dulu.



SekitarKita.NET merangkum beberapa momen di bawah ini barangkali membangkitkan nostalgia dan selalu menjadi sebuah kerinduan untuk merayakan kemenangan.


Salah satunya, beriring-iringan untuk melaksanakan sholat id, baik di lapangan, ataupun di masjid.


Sahut-sahutan gema takbir, anak-anak kecil yang berlarian ringan menuju tempat berkumpul untuk salat, ataupun langkah langkah beriringan keluarga besar yang berjalan sambil bercengkrama hangat tampaknya tetap menjadi momen yang membahagiakan di saat lebaran. 


Bukan lebaran namanya kalau tidak ada momen berkumpul. Lebaran di zaman dahulu biasanya identik dengan perkumpulan keluarga besar. 

Momen keseruan saat lebaran Idul Fitri 2023 keluarga besar Mogal, penyiar radio Darusallam 88, 01 FM bersama anak, menantu dan cucu (foto; Abdul Kholilulloh)


Di momen ini tidak hanya ibu, bapak, dan anak-anak saja yang berkumpul, namun biasanya turut hadir pula cucu, sepupu, hingga cicit untuk memeriahkan momen lebaran di kampung halaman. 


Kegiatan yang lekat dengan momen lebaran yaitu sungkem atau memohon maaf dengan membungkukkan badan kepada yang lebih tua. 


Biasanya sungkem ini dilakukan oleh mereka yang muda kepada orang yang dituakan dalam keluarga seperti nenek ataupun kakek. 


Tak hanya meminta maaf, sungkem juga menjadi momen pemberian wejangan dari yang lebih tua kepada yang lebih muda. Biasanya anggota keluarga akan mengantre bergantian untuk sungkem kepada tetua. 


Momen sungkem ini biasanya juga dilakukan dengan menggunakan baju adat masing-masing daerah. Pada momen ini pula biasanya diberikan ‘uang hari raya’ dari orang tua kepada anak-anak setelah melakukan sungkem. 


Lalu kemudian, santap lebaran bersama keluarga, nerkumpul dengan keluarga besar rasanya kurang lengkap jika tidak ada acara santap makanan bersama. 


Begitu juga saat lebaran datang, sanak keluarga yang berkumpul biasanya akan melakukan ‘ngariung’ atau berkumpul ramai-ramai lalu melakukan santap hidangan secara bersama sama. 


Reporter: Rian

Penulis/foto: Abdul Kholilulloh